Seorang pencinta shalihin dengan nama akun facebook, Syekh Hafii Zeen Baradza menceritakan:
Hubungan antara Abuya Habib Hasan bin Ahmad Baharun dengan Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) sangat erat. Keduanya selalu menyempatkan untuk bertamu ke kediaman masing-masing, apabila bertandang ke kota sahabat. Semisal, Abah Guru ke Bangil, beliau menyempatkan ke rumah Habib Hasan. Begitu pun sebaliknya, apabila Habib Hasan datang ke Banjar, beliau menyempatkan bertamu ke Sekumpul.
Suatu ketika, Habib Hasan bertamu ke Sekumpul ditemani menantu beliau, Habib Abdullah Al Jufry. Abah Guru menyambut kedatangan mereka dengan hangat, dan bersambung dengan perbincangan akrab.
Di antara perbincangan tersebut, Habib Abdullah dibuat heran, sebab Abah Guru mengetahui kalau anak Habib Hasan (istri Habib Abdullah Al Jufry) sedang hamil, padahal beliau berdua tidak menceritakan perihal tersebut kepada Abah Guru. Dan yang membuat Habib Abdullah lebih heran, Abah Guru menyarankan agar anak tersebut kelak diberi nama ‘Baqir’.
Habib Abdullah yang diliputi keheranan berkata, “Bagaimana kalau perempuan, wahai Tuan Guru?”
“Berilah nama (Baqir),” kata Abah Guru memberikan penegasan.
Keheranan Habib Abdullah bukan tanpa sebab. Karena sebelumnya, ketika usia kandungan istri beliau berumur 7 bulan, dokter kandungan pribadi beliau sudah memvonis anak beliau berjenis kelamin perempuan.
Singkat cerita, Habib Hasan dan Habib Abdullah pun pamit pulang. Pulang dengan perasaan campur aduk, sebab nama yang dianjurkan Abah Guru adalah ‘Baqir’ sedangkan vonis dokter adalah perempuan.
Selang waktu tak lama, Allah SWT menunjukkan kuasa-Nya, apa yang diisyaratkan oleh Abah Guru benar-benar terjadi. Yakni, istri Habib Abdullah melahirkan cucu pertama Habib Hasan Baharun, dengan jenis kelamin laki-laki.
Mengetahui cucunya laki-laki, Habib Hasan langsung bertakbir, “Allahu akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Haulaa walaaquata illabillahi aliiyyil azhim! Allahumma Shalli alaa Muhammad Shallahu'alahi Wasallam.”
Cucu pertama Habib hasan tersebut pun diberi nama ‘Muhammad Baqir’ sebagaimana yang dianjurkan Abah Guru Sekumpul. Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar